Tugas Business Ethics
Etika Diskriminasi Pekerjaan
Buku: Etika Bisnis, Konsep dan Kasus
Penulis: Manuel G. Velasquez
Diskriminasi adalah sikap
membedakan satu objek dengan objek lainnya, yang merupakan tindakan yang
secara moral adalah netral dan tidak
disalahkan. Namun diskriminasi dapat disalahkan jika membedakan orang bukan berdasarkan
prestasinya, melainkan prasangka atau sikap tercela lainnya yang menyakitkan
hati atau moral.
A. SIFAT DISKRIMINASI PEKERJAAN
Diskriminasi tenaga kerja berarti
membuat keputusan (atau serangkaian keputusan) yang merugikan pegawai (atau
calon pegawai) yang merupakan anggota kelompok tertentu karena adanya prasangka
yang secara moral tidak dibenarkan terhadap kelompok tersebut.
B. BENTUK-BENTUK DISKRIMINASI: ASPEK
KESENGAJAAN DAN ASPEK INSTITUSIONAL
Untuk menganalisis berbagai bentuk
diskriminasi dapat dibuat dengan membedakan tingkat di mana tindakan
diskriminatif dilakukan secara sengaja dan terpisah dan tingkat di mana
tindakan tersebut terjadi tidak disengaja atau terinstitusionalisasikan.
C. TINGKAT DISKRIMINASI
Diskriminasi dapat
terjadi ketika proporsi yang
tidak seimbang atas anggota kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang
diminati dalam suatu institusi tanpa mempertimbangkan preferensi ataupun
kemampuan mereka.
PERBANDINGAN
PENGHASILAN RATA-RATA
Perbandingan penghasilan memberikan
indikator paling sugestif atas diskriminasi. Perbandingan penghasilan mencerminkan
berbagai kesenjangan yang berkaitan dengan ras, gender/jenis kelamin, dan
banyak lagi.
PENGHASILAN
KELOMPOK PENGHASILAN TERENDAH
Kelompok penghasilan paling rendah
menurut statistik berkorelasi dengan ras dan jenis kelamin.
PERBANDINGAN
PEKERJAAN YANG DIMINATI
Perbandingan
pekerjaan yang diminati, yaitu perbandingan proporsi dari anggota kelompok
terdiskriminasi yang memegang jabatan lebih menguntungkan dengan proporsi
kelompok lain dalam jabatan yang sama.
D. DISKRIMINASI: UTILITAS, HAK, DAN
KEADILAN
Argumen yang menentang diskrimasi: (1)
utilitarian, deskriminasi mengarahkan pada penggunaan sumber daya manusia
secara tidak efisien; (2) hak, diskriminasi melanggar hak asasi manusia; (3)
keadilan, diskriminasi mengakibatkan munculnya perbedaan distribusi keuntungan
dan beban dalam masyarakat.
E. PRAKTIK DISKRIMINASI
Tindakan yang dianggap diskriminatif:
(1) rekrutmen, jika cenderung merekrut pegawai dari dari kelompok ras dan
seksual yang sama dengan yang terdapat dalam perusahaan; (2) screening (seleksi), jika tidak relevan dengan pekerjaan
yang akan dilaksanakan; (3) kenaikan pangkat, jika perusahaan memisahkan
evaluasi kerja pria kulit putih dengan pegawai perempuan dan pegawai dari
kelompok minoritas; (4) kondisi pekerjaan, jika diberikan dalam jumlah yang
tidak sama untuk orang –orang yang melaksanakan pekerjaan yang pada dasarnya
sama; (5) PHK, memecat pegawai berdasarkan pertimbangan ras dan jenis kelamin.
PELECEHAN SEKSUAL
Kaum perempuan, seperti telah dicatat
sebelumnya, merupakan korban dari salah satu bentuk diskriminasi yang
terang-terangan dan koersif.
DI LUAR RAS DAN
JENIS KELAMIN: KELOMPOK LAIN
(1)Diskriminasi terhadap pegawai yang lebih tua berdasarkan
usia; (2) penderita cacat; (3) kaum gay atau transeksual; (4) pengidap AIDS;
(5) pekerja kelebihan berat badan.
F. TINDAKAN AFIRMATIF
-
Tindakan afirmatif dimaksudkan untuk mencapai distribusi yang lebih
representatif dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada kaum perempuan
dan kelompok minoritas.
-
Inti dari program afirmatif adalah sebuah penyelidikan yang mendetail atas
semua klasifikasi pekerjaan besar dalam perusahaan.
-
Tujuan penyelidikan untuk menentukan apakah jumlah pegawai perempuan dan
minoritas dalam klasifikasi kerja tertentu lebih kecil dibandingkan yang
diperkirakan dari tingkat ketersediaan tenaga kerja kelompok ini di wilayah
tempat mereka direkrut.
TINDAKAN AFIRMATIF
SEBAGAI KOMPENSASI
Program tindakan afirmatif
diinterpresentasikan sebagai salah satu bentuk ganti rugi yang diberikan kaum
pria kulit putih kepada perempuan dan kelompok minoritas karena telah merugikan
mereka secara tidak adil mendiskriminasikan mereka di masa lalu. Kelemahan prinsip
ini mensyaratkan kompensasi hanya dari individu-individu yang secara sengaja
merugikan orang lain, dan memberikan kompensasi hanya dari individu-individu
yang dirugikan.
TINDAKAN AFIRMATIF
SEBAGAI INTRUMEN UNTUK MENCAPAI TUJUAN SOSIAL
Program tindakan afirmatif merupakan
cara yang secara moral sah untuk mencapai tujuan keadilan, sekipun mungkin
bukan merupakan cara yang secara moral diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut.
PENERAPAN TINDAKAN
AFIRMATIF DAN PENANGANAN KEBERAGAMAN
Keberhasilan atau kegagalan program
tindakan afirmatif sebagian juga bergantung pada dukungan yang diberikan
perusahaan pada kebutuhan untuk mencapai keberagaman secara rasial dan seksual
dalam susunan tenaga kerja di perusahaan.
G. GAJI YANG SEBANDING UNTUK PEKERJAAN
YANG SEBANDING
-
Program nilai sebanding dimaksudkan untuk mengatasi masalah gaji rendah
yang oleh mekanisme pasar selama ini cenderung selalu diberikan pada pegawai
perempuan.
-
Program nilai sebanding menilai setiap pekerjaan menurut tingkat kesulitan,
persyaratan keahlian, pengalaman, akuntabilitas, risiko, persyaratan
pengetahuan, tanggungjawab, kondisi kerja, dan semua faktor lain yang dianggap
layak memperoleh kompensasi.
H. KASUS WALMART’S WOMEN
Wal-Mart berkomitmen melakukan
misi mereka yaitu, “saving people money
so they can live better.” Terjadi kasus etika bisnis yang terkait dengan
stakeholder Wal-Mart dalam kaitannya menekan biaya demi mempertahankan harga
barang agar tetap murah. Salah satunya adalah dalam hal ketenagakerjaan. Diskriminasi
upah gender dengan adanya selisih upah kerja antara karyawan wanita dan pria.
Perusahaan Wal-Mart tidak
memperhatikan kebutuhan para pegawainya khususnya pegawai wanita, kompensasi
yang diterima tidak sesuai. Dalam
Maslows’s hierarchy Needs, para pegawai tidak mendapatkan physiological need
(sandang,pangan,papan), dan kebutuhan lainnya, seperti security need, social
needs.
Perbaikan Walmart setelah
dituntut oleh para pegawainya dengan mengeluarkan peraturan “Global Statement Ethics” untuk lebih
mengkomunikasikan standar etika bisnis perusahaan kepada seluruh fasilitas
Wal-Mart dan para stakeholder, dan menggunakannya sebagai guidelines yang dapat diakses siapa saja dan dipertanggungjawabkan
secara hukum.
Perlu adanya external audit,
dari pemerintah daerah, organisasi/serikat buruh, untuk mengawasi penyimpangan
yang terjadi di Wal-Mart khususnya masalah tenaga kerja. Dalam memenej human
resources perlu lebih diperhatikan, karena banyak kasus yang merujuk
butuhnya training dan development yang lebih baik bagi para
pekerja, agar performanya dalam melaksanakan pekerjaan lebih maksimal. Perlu
dikenalkan diversity bagi karyawan,
yang menjadikan pekerja lebih giat dalam bekerja. Dengan keanekaragaman yang
diperlakukan sederajat juga memberi motivasi bagi pekerja.
No comments:
Post a Comment