Monday, November 11, 2013

Resume Business Ethics - The Ethics of Job Discrimination

Tugas Business Ethics 
Etika Diskriminasi Pekerjaan
Buku: Etika Bisnis, Konsep dan Kasus
Penulis: Manuel G. Velasquez
 
                Diskriminasi adalah sikap membedakan satu objek dengan objek lainnya, yang merupakan tindakan yang secara  moral adalah netral dan tidak disalahkan. Namun diskriminasi dapat disalahkan jika membedakan orang bukan berdasarkan prestasinya, melainkan prasangka atau sikap tercela lainnya yang menyakitkan hati atau moral.
A.      SIFAT DISKRIMINASI PEKERJAAN
                Diskriminasi tenaga kerja berarti membuat keputusan (atau serangkaian keputusan) yang merugikan pegawai (atau calon pegawai) yang merupakan anggota kelompok tertentu karena adanya prasangka yang secara moral tidak dibenarkan terhadap kelompok tersebut.
B.      BENTUK-BENTUK DISKRIMINASI: ASPEK KESENGAJAAN DAN ASPEK INSTITUSIONAL
                Untuk menganalisis berbagai bentuk diskriminasi dapat dibuat dengan membedakan tingkat di mana tindakan diskriminatif dilakukan secara sengaja dan terpisah dan tingkat di mana tindakan tersebut terjadi tidak disengaja atau terinstitusionalisasikan.
C.      TINGKAT DISKRIMINASI
                Diskriminasi dapat terjadi ketika proporsi yang tidak seimbang atas anggota kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang diminati dalam suatu institusi tanpa mempertimbangkan preferensi ataupun kemampuan mereka.
PERBANDINGAN PENGHASILAN RATA-RATA
                Perbandingan penghasilan memberikan indikator paling sugestif atas diskriminasi. Perbandingan penghasilan mencerminkan berbagai kesenjangan yang berkaitan dengan ras, gender/jenis kelamin, dan banyak lagi.
PENGHASILAN KELOMPOK PENGHASILAN TERENDAH
                Kelompok penghasilan paling rendah menurut statistik berkorelasi dengan ras dan jenis kelamin.
PERBANDINGAN PEKERJAAN YANG DIMINATI
                Perbandingan pekerjaan yang diminati, yaitu perbandingan proporsi dari anggota kelompok terdiskriminasi yang memegang jabatan lebih menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam jabatan yang sama.
D.      DISKRIMINASI: UTILITAS, HAK, DAN KEADILAN
                Argumen yang menentang diskrimasi: (1) utilitarian, deskriminasi mengarahkan pada penggunaan sumber daya manusia secara tidak efisien; (2) hak, diskriminasi melanggar hak asasi manusia; (3) keadilan, diskriminasi mengakibatkan munculnya perbedaan distribusi keuntungan dan beban dalam masyarakat.
E.       PRAKTIK DISKRIMINASI
                Tindakan yang dianggap diskriminatif: (1) rekrutmen, jika cenderung merekrut pegawai dari dari kelompok ras dan seksual yang sama dengan yang terdapat dalam perusahaan; (2) screening (seleksi), jika tidak relevan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan; (3) kenaikan pangkat, jika perusahaan memisahkan evaluasi kerja pria kulit putih dengan pegawai perempuan dan pegawai dari kelompok minoritas; (4) kondisi pekerjaan, jika diberikan dalam jumlah yang tidak sama untuk orang –orang yang melaksanakan pekerjaan yang pada dasarnya sama; (5) PHK, memecat pegawai berdasarkan pertimbangan ras dan jenis kelamin.
PELECEHAN SEKSUAL
                Kaum perempuan, seperti telah dicatat sebelumnya, merupakan korban dari salah satu bentuk diskriminasi yang terang-terangan dan koersif.
DI LUAR RAS DAN JENIS KELAMIN: KELOMPOK LAIN
        (1)Diskriminasi terhadap pegawai yang lebih tua berdasarkan usia; (2) penderita cacat; (3) kaum gay atau transeksual; (4) pengidap AIDS; (5) pekerja kelebihan berat badan.
F.       TINDAKAN AFIRMATIF
-          Tindakan afirmatif dimaksudkan untuk mencapai distribusi yang lebih representatif dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada kaum perempuan dan kelompok minoritas.
-          Inti dari program afirmatif adalah sebuah penyelidikan yang mendetail atas semua klasifikasi pekerjaan besar dalam perusahaan.
-          Tujuan penyelidikan untuk menentukan apakah jumlah pegawai perempuan dan minoritas dalam klasifikasi kerja tertentu lebih kecil dibandingkan yang diperkirakan dari tingkat ketersediaan tenaga kerja kelompok ini di wilayah tempat mereka direkrut.
TINDAKAN AFIRMATIF SEBAGAI KOMPENSASI
                Program tindakan afirmatif diinterpresentasikan sebagai salah satu bentuk ganti rugi yang diberikan kaum pria kulit putih kepada perempuan dan kelompok minoritas karena telah merugikan mereka secara tidak adil mendiskriminasikan mereka di masa lalu. Kelemahan prinsip ini mensyaratkan kompensasi hanya dari individu-individu yang secara sengaja merugikan orang lain, dan memberikan kompensasi hanya dari individu-individu yang dirugikan.
TINDAKAN AFIRMATIF SEBAGAI INTRUMEN UNTUK MENCAPAI TUJUAN SOSIAL
                Program tindakan afirmatif merupakan cara yang secara moral sah untuk mencapai tujuan keadilan, sekipun mungkin bukan merupakan cara yang secara moral diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut.
PENERAPAN TINDAKAN AFIRMATIF DAN PENANGANAN KEBERAGAMAN
                Keberhasilan atau kegagalan program tindakan afirmatif sebagian juga bergantung pada dukungan yang diberikan perusahaan pada kebutuhan untuk mencapai keberagaman secara rasial dan seksual dalam susunan tenaga kerja di perusahaan.
G.     GAJI YANG SEBANDING UNTUK PEKERJAAN YANG SEBANDING
-          Program nilai sebanding dimaksudkan untuk mengatasi masalah gaji rendah yang oleh mekanisme pasar selama ini cenderung selalu diberikan pada pegawai perempuan.
-          Program nilai sebanding menilai setiap pekerjaan menurut tingkat kesulitan, persyaratan keahlian, pengalaman, akuntabilitas, risiko, persyaratan pengetahuan, tanggungjawab, kondisi kerja, dan semua faktor lain yang dianggap layak memperoleh kompensasi.
H.     KASUS WALMART’S WOMEN
                Wal-Mart berkomitmen melakukan misi mereka yaitu, “saving people money so they can live better.” Terjadi kasus etika bisnis yang terkait dengan stakeholder Wal-Mart dalam kaitannya menekan biaya demi mempertahankan harga barang agar tetap murah. Salah satunya adalah dalam hal ketenagakerjaan. Diskriminasi upah gender dengan adanya selisih upah kerja antara karyawan wanita dan pria.
                Perusahaan Wal-Mart tidak memperhatikan kebutuhan para pegawainya khususnya pegawai wanita, kompensasi yang diterima tidak sesuai.  Dalam Maslows’s hierarchy Needs, para pegawai tidak mendapatkan physiological need (sandang,pangan,papan), dan kebutuhan lainnya, seperti security need, social needs.
                Perbaikan Walmart setelah dituntut oleh para pegawainya dengan mengeluarkan peraturan “Global Statement Ethics” untuk lebih mengkomunikasikan standar etika bisnis perusahaan kepada seluruh fasilitas Wal-Mart dan para stakeholder, dan menggunakannya sebagai guidelines yang dapat diakses siapa saja dan dipertanggungjawabkan secara hukum.
                Perlu adanya external audit, dari pemerintah daerah, organisasi/serikat buruh, untuk mengawasi penyimpangan yang terjadi di Wal-Mart khususnya masalah tenaga kerja. Dalam  memenej human resources perlu lebih diperhatikan, karena banyak kasus yang merujuk butuhnya training dan development yang lebih baik bagi para pekerja, agar performanya dalam melaksanakan pekerjaan lebih maksimal. Perlu dikenalkan diversity bagi karyawan, yang menjadikan pekerja lebih giat dalam bekerja. Dengan keanekaragaman yang diperlakukan sederajat juga memberi motivasi bagi pekerja.

No comments:

Post a Comment